Tips Pintar Mengelola THR Agar Tidak Cepat Habis


Dua pekan menjelang Lebaran biasanya perusahaan sudah membagikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada para karyawannya. Tapi seringkali dana THR yang kita peroleh ’menguap’ untuk kebutuhan yang tidak penting.

Senior Vice President, Head of Liabilities and E-Channel Commonwealth Bank Indonesia Johanes mengatakan, THR sebenarnya merupakan tambahan pendapatan yang diperoleh di luar gaji. Jika dengan gaji bulanan saja kebutuhan pengeluaran bisa teratasi maka dengan adanya THR tentu ada kelebihan dana yang bisa digunakan untuk membiayai pengeluaran ekstra yang memang pasti terjadi menjelang Hari Raya.

"Biasanya harga kebutuhan pokok meningkat 10-20 persen menjelang Hari Raya, sehingga penggunaan THR seharusnya sudah mencakup hal-hal seperti ini," kata Johanes kepada VIVAnews di Jakarta, Minggu 4 Agustus 2013.

Johanes menjelaskan, banyak cara agar THR dapat di gunakan bisa bijak, salah satunya untuk melunasi hutang yang berbayar. Menurutnya, cara ini sangat di rekomendasikan. Konsekuensinya memang THR tidak bisa dinikmati untuk belanja banyak, namun dengan begitu sebenarnya orang lega karena tidak memiliki utang lagi dan tidak perlu repot menyisihkan dana untuk bayar utang.

Selain itu, THR dapat juga anggarkan untuk membereskan kewajiban yang bersifat tahunan, seperti misalnya pembayaran premi asuransi, STNK, PBB, atau juga membayarkan THR bagi pembantu rumah tangga, baby sitter dan supir.

"Pada intinya, Anda tetap perlu merencanakan anggaran untuk penggunaan THR. Tentu yang diprioritaskan adalah melunasi kewajiban-kewajiban sebelum mengalokasikan sisanya untuk hal-hal lain, seperti merapikan rumah atau bahkan berinvestasi," ujar Johanes.

Pada umumnya, pengeluaran rumah tangga bagi yang sudah berumah tangga tentu akan lebih besar. Contohnya untuk keperluan anak-anak, konsumsi keluarga, atau biaya transportasi untuk mudik. Namun bagi pasangan suami istri yang bekerja bisa membuat kesepakat khusus.

"Misalnya THR suami untuk keperluan lebaran dan THR istri ditabung atau diinvestasikan di reksa dana. Biasakan untuk menyisihkan dana THR misalnya 20 persen untuk ditabung atau diinvestasikan," ujarnya.

Lajang Lebih Leluasa

Sedangkan bagi yang belum berkeluarga, biaya untuk keperluan seperti di atas tentunya akan lebih sedikit. Lalu, apa saja yang harus diingat ketika kita menerima THR? Johanes menyarankan agar membuat alokasi anggaran yang cukup detail untuk mengakomodasi setiap kebutuhan bulan puasa dan Hari Raya, dengan mendahulukan pelunasan kewajiban. Sesuaikan dengan kemampuan keuangan Anda. Yang penting, patuhilah anggaran yang telah disusun.

Tidak hanya itu, agar THR tidak habis ’di tengah jalan’ jangan membeli keperluan untuk Hari Raya secara berlebihan. Misalnya, berbuka puasa tidak harus selalu dengan penganan yang berlebihan. Lebaran juga tidak harus selalu memakai pakaian baru, sehingga biaya untuk baju baru bisa dikurangi.

Kemudian bagi mereka yang masih lajang, mereka juga seharusnya bisa lebih leluasa menyusun anggaran penggunaan THR. Termasuk mengalokasikan dana yang lebih besar untuk menabung atau berinvestasi.

Satu hal yang tidak kalah penting, dan patut untuk diingat, seandainya Anda sudah berinvestasi, jangan menarik investasi hanya untuk membiayai kebutuhan Hari Raya Anda. Untuk itu, gunakan dana dari THR Anda secara bijak SUMBER

0 Response to "Tips Pintar Mengelola THR Agar Tidak Cepat Habis"

Posting Komentar